INFOLADISHA – Bebeda dengan milenial, tren workcation atau bekerja sambil berlibur kini semakin diminati, terutama di kalangan Gen Z.
Berdasarkan data dari Engine, sebanyak 65% pekerja Gen Z mengaku bahwa mereka berencana mengombinasikan perjalanan bisnis dengan aktivitas liburan lias tren workcation.
Alasan memilih tren workcation pun beragam. Ada yang menganggapnya sebagai kesempatan jalan-jalan gratis, ada pula yang merasa workcation bisa membantu menjaga keseimbangan hidup dan kerja (33%), mengurangi stres (33%), hingga mengunjungi kota-kota yang tak biasa mereka datangi (35%).
Namun, agar workcation tidak menjadi bumerang yang justru membuat pekerjaan terbengkalai, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.
Jaga Transparansi dengan Perusahaan
Hal pertama yang wajib dilakukan agar tren workcation berjalan lancar ialah terbuka kepada atasan atau tim kerja. Transparansi semacam ini penting agar perusahaan memahami situasi Anda dan tetap percaya pada profesionalisme Anda selama bekerja sambil berlibur.
Atur Jadwal Kerja dengan Cermat
Agar pekerjaan tetap selesai tepat waktu, penting untuk mengatur jadwal kerja dengan cermat. Salah satunya dengan menerapkan teknik time-boxing, yakni mengalokasikan jam kerja yang jelas setiap harinya.
Ryan Desmond, CEO CodingNomads, menyarankan agar pelaku workcation menyisihkan waktu khusus setiap pagi untuk menyelesaikan tugas-tugas utama sebelum menikmati sisa hari untuk menjelajah.
Pilih Akomodasi yang Mendukung Pekerjaan
Naresh Dahal, Operations Manager di Everest Luxury Holidays, menekankan pentingnya memilih akomodasi yang mendukung pekerjaan. Misalnya, dengan memilih tempat menginap yang tidak hanya menyediakan Wi-Fi dengan koneksi stabil, tapi juga ruang kerja yang tenang dan nyaman.