INFOLADISHA – Di Jepang, negara yang identik dengan budaya kerja keras dan loyalitas terhadap perusahaan, semakin banyak karyawan yang melakukan quiet quitting.
Istilah quiet quitting pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 2022 untuk menggambarkan para karyawan yang hanya bekerja secukupnya, atau melakukan pekerjaannya seminimal mungkin.
Namun di Jepang, istilah quiet quitting ini memiliki makna yang sedikit berbeda, dan cukup mengagetkan para karyawan yang telah terbiasa bekerja keras di negara tersebut.
Kini, semakin banyak orang Jepang yang memilih untuk masuk kerja tepat waktu dan pulang sesegera mungkin.
Mereka tidak mencari pujian atau pun promosi dari atasan mereka.
Dengan pola quiet quitting, mereka juga tidak tertarik dengan prospek gaji tinggi yang memberikan lebih banyak pekerjaan. Bahkan, bonus terkait kinerja pun tidak terlalu mereka pedulikan.