INFOLADISHA — Pernah dengar istilah long position saat membaca tentang saham, kripto, atau instrumen investasi lainnya?
Buat kamu yang baru mulai menabung di pasar modal, istilah ini mungkin terdengar asing.
Padahal, strategi ini salah satu yang paling mudah diterapkan dan sering dipakai banyak investor, mulai dari pemula sampai profesional.
Bahkan, pelaku usaha kecil-menengah (UMKM) juga bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan bisnis.
Apa itu long position? Secara sederhana, ini adalah strategi beli aset sekarang dengan harapan harga aset tersebut akan naik di masa depan.
Logikanya sederhana, yakni beli di harga murah, jual saat harga sudah lebih mahal. Selisih harga beli dan jual itulah yang menjadi keuntungan.
Contohnya, kamu membeli emas seharga 900 ribu rupiah per gram, lalu menjualnya ketika harga naik ke 1,1 juta rupiah. Selisih 200 ribu rupiah itulah yang jadi cuan. Tanpa kamu sadari, kamu sudah menerapkan long position.
Strategi ini kebalikan dari short position yang berharap harga aset justru turun. Long position cocok untuk investor yang berorientasi jangka menengah hingga panjang.
Istilah long position sendiri sudah dikenal sejak abad ke-18, ketika perdagangan saham dan komoditas mulai ramai di bursa efek.
Investor yang memegang aset disebut sedang berada pada posisi long, karena mereka berharap nilai aset yang dimiliki naik.
Kini, strategi ini semakin populer berkat kemudahan aplikasi trading online yang memungkinkan siapa saja membeli aset hanya dalam beberapa klik.
Lalu, kenapa long position jadi strategi favorit banyak orang? Salah satunya karena strategi ini sangat mudah dimengerti.